Cari Blog Ini

21 Juni 2011

Catatan Pribadi, hb. Ali Baharun, Ihya Ulumuddin Dan Kamarku Yang Istimewa


Pagi yang cerah. Semalam aku tidur agak larut. Jam12 aku baru merebahkan tubuh yang terasa penat di atas ranjangku yang sedikit berantakan. Akibatnya bisa ditebak, aku pun bangun kesiangan. Hampir tertinggal 25 menit dari waktu shalat subuh. Beranjak dari ranjang, aku mengambil air wudhu dari kamar mandi terbaik di pondok. Ya. Kami patut bersyukur karena kamarmandi itu selalu bersih dan paling penting, selalu terisi dengan air. Di sini, tidak semua akan mendapatiair dengan mudah. Tahu kenapa? Karena aku tiggal di sebuah kamar yang merupakan kantor sebuah majalah pondokku. Kamar mandi itu selalu ada yang membersihkan dan berusha membuat air di situ banyak selalu. Alhamdulillah. Apalagi masuk ke situ tanpa melalui antrean yang hamper pasti akan dialami jika aku masuku ke selain kamar mandi ‘khusus’ itu.

Selesai dengan dua raka’at subuh dan wirid singkat, aku mendengar suara pengajian ustadzku, Hb. Ali Baharun, yang menerobos masuk melewati ventilasi kamarku dan menembus gendang telingaku. Pengajian dari ustadz itu memang selaluberbeda.

Pribadinya mencerminkan kehidupan sufistik. Mengingatkan kita akan gaya hidup para sufi di era keemasan Islam di bawah dinasti khilafah. Hobinya adalah mengaji, juga beribadah malam. Sangat menguasai kajian asketik karena tentu saja dia memang mengamalkannya di kehidupan yang sebenarnya, tidak seperti ustadz lain yang kadang apa yang ia ucapkan tak mampu ia amalkan hingga kurang mengena. Dia saja tak mampu menjalnkan, kok menyuruh yang lain mengamalkan. Mungkin itu yang ada di pikiran pendengarnya. Hb. Ali, merupakan salah satu guru favoritku.

Materi Pengajian di pagi itu adalah Ihya’ ulumuddin, opus magnum dari seorang ulam kesohor bergelar Hujjatu Islam, al-ghozali, yang menjadi acuan untuk ajaran sufi, dan diakui seluruh penganut Islam, setidaknya yang beraliran ahlussunnah wal jama’ah. Menerangkan tentang hubbuddunya, penjelasanny yang memikat membuatku tertarik untuk mengganti baju dengan baju taqwa, berjalan keluar di pagi yang dingin, waktu yang enak untuktidur beslimut, dan duduk di antara ratusan pendengar lainnya. Paling tidak utuk menyiram hatiku yang terasa keras agar sedikit dingin dan tidak terlalu jauh terseret arus Materialis yang menenggelamkan orang kebanyakan. Dan, usahaku itu ternyata manjur dan membuahkan hasil. Sebenarnya aku bisa saja hanya mendeengar pengajian itu dari dalm kamarku, karena antara masjid tempat mengaji dan kamarku yang hanya bejarak 25 meter. Namun ketertarikanku membuatku tak merasa puas jika hanya mendengar dari kejauhan. Hadir dan mendengar dari dekat paling tidak akan membuatku lebih berkonsentrasi menyimak apa yang guruku sampaikan.

Capek juga ngetik segini banyaknya. Pengennya aku nulis juga materi waktu itu. Share gitu. Tapi, lain kali saja lah. Aku mau istirahat dulu.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Pengen dilanjutin artikelnya, tapi keburu lupa apa yang mau ditulis, jadi cukup ini saja dulu..

By: amiruddin fahmi, si tampan, jenius, dan baik hati.. :)
Baca Selengkapnya...

16 Juni 2011

Kenapa Harus Menangis


Menangis adalah ekspresi dari emosi yang dipercaya dapat meningkatkan kesehatan. Hal ini dipicu karena air mata yang keluar saat menangis mengandung zat mangan dan hormon prolaktin yang cenderung meningkat ketika seseorang dilanda frustrasi/depresi. Keluarnya kedua zat tersebut dari tubuh secara otomatis menurunkan depresi yang tengah diderita.

Ada 3 jenis air mata. Pertama, air mata basal yang diproduksi untuk melubrikasi mata secara teratur. Kedua adalah air mata yang keluar secara refleks karena dipicu oleh iritasi yang dapat terjadi oleh pengaruh bawang atau lainnya. Yang ketiga adalah air mata yang keluar karena pengaruh emosi. Jenis air mata terakhir inilah yang memiliki zat mangan dan hormon prolaktin tertinggi. Jadi, ketika seseorang menangis karena emosi yang melanda dirinya, keluarnya air mata tersebut secara naluriah mengurangi perasaan depresi yang ada hingga tubuh mencapai kondisi stabil.

Ada beberapa alasan manusia untuk menangis:
1. Menangis karena kasih sayang dan kelembutan hati.
2. Menangis karena rasa takut.
3. Menangis karena cinta.
4. Menangis karena gembira.
5. Menangis karena menghadapi penderitaan.
6. Menangis karena terlalu sedih.
7. Menangis karena terasa hina dan lemah.
8. Menangis karena mengikut-ikut orang menangis.
9. Menangis untuk mendapat belas kasihan orang.

Menangis mempunyai manfaat juga loh. menangis bukan untuk memperlihatkan kelemahan. berikut manfaat menangis

1. Membantu Penglihatan
Air mata ternyata membantu penglihatan seseorang, jadi bukan hanya mata itu sendiri. Cairan yang keluar dari mata dapat mencegah dehidrasi pada membran mata yang bisa membuat penglihatan menjadi kabur.

2. Membunuh bakteri
Tak perlu obat tetes mata, cukup air mata yang berfungsi sebagai antibakteri alami. Di dalam air mata terkandung cairan yang disebut dengan “lisozom”yang dapat membunuh sekitar 90-95 persen bakteri-2 yang tertinggal dari keyboard komputer, pegangan tangga, bersin dan tempat-2 yang mengandung bakteri, hanya dalam 5 menit.

3. Meningkatkan Mood
Seseorang yang menangis bisa menurunkan level depresi karena dengan menangis, mood seseorang akan terangkat kembali. Air mata yang dihasilkan dari tipe menangis karena emosi mengandung 24 persen protein albuminyang berguna dalam meregulasi sistem metabolisme tubuh dibanding air mata yang dihasilkan dari iritasi mata.

4. mengeluarkan Racun
Seorang ahli biokimia, William Frey telah melakukan beberapa studi tentang air mata dan menemukan bahwa air mata yang keluar dari hasil menangis karena emosional ternyata mengandung racun.
Tapi jangan salah, keluarnya air mata yang beracun itu menandakan bahwa ia membawa racun dari dalam tubuh dan mengeluarkannya lewat mata.

5. Mengurangi Strees
Bagaimana menangis bisa mengurangi stres ? Air mata ternyata juga mengeluarkan hormon stres yang terdapat dalam tubuh yaitu “endorphin leucine-enkaphalin” dan “prolactin.”
Selain menurunkan level stres, air mata juga membantu melawan penyakit-2 yang disebabkan oleh stres seperti tekanan darah tinggi.

6. Membangun Komunitas
Selain baik untuk kesehatan fisik, menangis juga bisa membantu seseorang membangun sebuah komunitas. Biasanya seseorang menangis setelah menceritakan masalahnya di depan teman-2′nya atau seseorang yang bisa memberikan dukungan, dan hal ini bisa meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan juga bersosialisasi.

7. Melegakan Perasaan
Semua orang rasanya merasa demikian. Meskipun kamu didera berbagai macam masalah dan cobaan, namun setelah menangis biasanya akan muncul perasaan lega.
Setelah menangis, sistem limbik, otak dan jantung akan menjadi lancar, dan hal itu membuat seseorang merasa lebih baik dan lega. Keluarkanlah masalah di pikiranmu lewat menangis, jangan dipendam karena kamu bisa menangis meledak-ledak.
Setelah anda menangis ternyata beban mental yang anda rasakan sedikit berkurang. Otot-otot mulai sedikit kendor dan mengalami rileksasi. Aliran darah juga mulai lancar. Artinya menangis bikin kondisi kita lebih sehat. Bahkan setelah seseorang mengis, dia bisa tertidur pulas.
saat kita menahan agar tidak menangis. Kondisi tubuh saat itu lebih tegang otot-otot mengeras, aliran darah seakan tersumbat. Jantung berdetak lebih cepat. Kondisi jiwa terasa tertekan. Semakin menahan tangis semakin tertekan.

8. Minta tolong
Tak semua hal bisa diungkapkan lewat kata-kata. Demikian juga saat kita sedang membutuhkan bantuan orang lain. Saat air mata mengalir, ini bisa jadi tanda Anda butuh dibantu. Tangisan juga kerap menimbulkan rasa iba orang lain.

9. Meredakan sakit
Sebuah studi yang dilakukan di Jepang menunjukkan, orang yang lebih sering menangis lebih jarang mengalami sakit encok. Para ahli menduga hal itu berkaitan dengan dikeluarkannya hormon endorphins atau hormon antisakit saat kita menangis.

10. Lebih kuat
Selama dan setelah menangis kita akan menarik napas dalam sehingga kadar oksigen dalam darah meningkat. Hal ini akan membuat mental dan fisik terasa lebih kuat.

sumber :
http://ariepinoci.blogdetik.com/2010/02/01/7-manfaat-menangis-buat-kesehatan/
http://bchree.wordpress.com/2010/12/05/manfaat-menangis/
http://www.enformasi.com/2010/05/manfaat-tertawa-menangis-dan-marah.html

AmiruddinFahmi
Baca Selengkapnya...

05 Juni 2011

Manfaat Kopi Kafein: Zat Perangsang Paling Disukai Pelejit Konsentrasi Pemompa Memori


Pada abad ke-3 M, di Ethiopia hiduplah seorang gembala kambing bernama Kaldi. Suatu malam, kambing-kambingnya hilang. Keesokan paginya ia menemukan kambing-kambingnya terlihat gembira, bergerak lincah di dekat pohon berdaun berdaun gelap berbuah merah. Penasaran, Kaldi ikut-ikutan mengunyah buah itu. Segera ia merasa lebih berenergi. Ia pun menduga perilaku kambingnya yang aneh itu disebabkan biji yang kemudian dikenal sebagai kopi.

Kopi dengan kandungan kafeinnya (1,3,7-trimethylxanthine) adalah senyawa kimia yang seringkali digolongkan sebagai stimulan (zat perangsang) sistem saraf pusat dalam otak. Selain kopi, kafein secara alami terdapat dalam berbagai jenis bahan makanan seperti teh dan kakao (Ramachandran, 2002). Kafein sendiri merupakan stimulan yang paling banyak dikonsumsi oleh penduduk dunia. Fungsinya adalah merangsang sistem saraf pusat dalam otak sehingga mampu meningkatkan keterjagaan dan kewaspadaan (Bodde, 2008).

Bagaimana Pengaruh Kafein?
Penelitian yang dilakukan Ruxton (2008) terhadap berbagai studi tentang kafein selama 15 tahun terakhir menunjukkan bahwa ketika seseorang mengkonsumsi kafein sebanyak 38-400 mg (setara dengan 1-8 cangkir teh atau ⅓-4 cangkir kopi) per hari, maka kinerja fisik dan fungsi-fungsi yang berhubungan dengan otak meningkat, khususnya keterjagaan dan kewaspadaan. Selain itu, mood persepsi terhadap kelelahan juga berubah. Namun jika melebihi dosis tersebut, maka akan terjadi peningkatan resiko munculnya dehidrasi (kekurangan cairan), kecemasan, sakit kepala, dan gangguan tidur. Sementara peneliti lain, Revelle (dalam Bodde, 2008), percaya bahwa kafein dapat mempengaruhi pemrosesan informasi dalam otak kita, namun belum ditentukan komponen atau tahap pemrosesan informasi apa yang dipengaruhi. Kafein juga diklaim mampu meningkatkan performa memori dan menurunkan tingkat kesalahan pada tugas-tugas yang berhubungan dengan proses berpikir (Hogervost dkk., 1998).
Berbagai efek kafein ini tergantung pada usia. Penelitian yang dilakukan oleh Rees dkk (1999) menunjukkan bahwa kafein lebih dapat meningkatkan kewaspadaan dan performa psikomotor pada kelompok subjek yang berusia 50-65 tahun dibanding kelompok subjek berusia 20-25 tahun.
Selain itu, kafein menghasilkan efek pengenduran otot-otot halus (oleh karenanya kafein dipakai dalam pengobatan asma karena mampu mengendurkan otot-otot halus bronchi), dan meningkatkan produksi urin, meskipun mekanisme kafein dalam peningkatan produksi urin belum diketahui dengan jelas (Sadock and Sadock, 2000).

Berapa Lama Pengaruh Kafein?

Kafein sangat mudah larut, sehingga dapat masuk ke dalam aliran darah di otak dengan sangat cepat. Pada penelitian terhadap binatang, obat-obatan dapat mencapai otak hanya dalam hitungan menit setelah diberikan. Kafein akan mempengaruhi keadaan otak paling cepat selama satu jam, dan perlahan-lahan normal kembali dalam waktu 3-4 jam atau lebih lama. Daerah yang berperan dalam proses tidur, mood, dan konsentrasi menunjukkan peningkatan aktivitas pada pemberian kafein dengan dosis rendah, dan peningkatan ini merupakan tanda adanya peningkatan kewaspadaan secara umum. Hal seperti ini memang dilaporkan oleh responden setelah pemberian kafein. Partisipan dalam sebuah penelitian melaporkan bahwa kafein dalam dosis sedang membuat mereka lebih waspada, lebih siaga, dan meningkatkan perhatian (Ryan dkk., 2001).

Berapa Sebaiknya Mengkonsumsi Kafein?

Kafein paling banyak terdapat dalam kopi. Dua jenis kopi yang paling utama adalah Arabika dan Robusta.
Secangkir kopi Arabika 150 ml mengandung 71-120 mg kafein, sedangkan pada kopi Robusta, kandungan kafein mencapai 131-220 mg per cangkir. Bahan makanan lain yang juga mengandung kafein adalah teh, cola, dan coklat. Kandungan kafein dalam kopi mencapai 71-220 mg/150 ml, dalam teh mencapai 32-42 mg/150 ml, dalam cola mencapai 32-70 mg/330 ml, dan dalam coklat mencapai 4 mg/150 ml. Di Amerika, konsumsi kafein umumnya sebesar 76 mg/orang/hari namun dapat mencapai 210-238 mg/orang/hari.
Efek kafein akan terlihat setelah seseorang mengkonsumsi kafein dalam dosis rendah hingga sedang (50-300 mg). Pada dosis ini akan terjadi peningkatan kewaspadaan, energi, dan kemampuan konsentrasi. Sebaliknya, kafein yang diberikan melebihi dosis tersebut akan memicu timbulnya pengaruh negatif seperti kecemasan, sulit istirahat, insomnia, dan peningkatan denyut jantung (Chawla, 2006).

By : Abdurrahman, S.Psi.


DAFTAR RUJUKAN:
Bodde, Brandy L. (2008). The Effects of Caffeine and Sugar on The Memorization of Word Lists. Missouri Western State University.
Chawla MD, Jasvinder. (2006). Neurologic Effects of Caffeine. (www.emedicine.com).
Hogervost, E. W. J. Riedel. J. A. J. Schmitt, and J. Jolles. 1998. Caffeine Improves Memory Performance During Distraction in Middle-Aged, But Not in Young or Old Subject. Psychopharmacology, 13:27-284.
Ramachandran, V.S. (2002). Encyclopedia of The Human Brain Vol. 4. New York: Academic Press, Inc.
Rees, Katy, David Allen, and Malcolm Lader. 1999. The Influence of Age and Caffeine on Psychomotor and Cognitive Function. Psychopharmacology, 145:81-182.
Ruxton, C.H.S. (2008). The Impact of Caffeine on Mood, Cognitive Function, Performance, and Hydration: A Review of Benefits and Risks. Nutrition Bulletin, 33:15-25.
Ryan dkk, Lee. (2001). Caffeine Reduces Time-of-Day Effect on Memory Performance in Older Adult. Psychological Science: A Journal of the American Psychological Society, No.1, Januari 2002, 13:8-71.
Sadock, Benjamin J. and Virginia A. Sadock. (2000). Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins Publishers.
Baca Selengkapnya...

Reformasi PSSI, Untuk Sepakbola, Untuk Indonesia


Kiprah di indonesia di ajang sepakbola dua tahunan piala AFF 2010 yang mempertemukan wakil dari negara-negara yang tergabung dalam ASEAN menjadi sorotan seluruh elemen masyarakat Indonesia. Menjadi topik pembicaraan baik oleh para elit bangsa yang duduk di parlemen hingga masyarakat yang biasa duduk di warung kopi pinggir jalan. Ekspektasi masyarakat terlihat sangat tinggi untuk kemenangan timnas Indonesia meraih gelar yang berarti meraih supremasi tertinggi dalam olahraga yang paling digemari rakyat Indonesia. Konsentrasi publik terpusat pada segala gerak gerik yang dilakukan timnas. Dukungan pun mengalir dari berbagai pihak. Siapa yang tidak kenal Christian Gonzalez, seorang muallaf berasal dari Uruguay yang masuk islam pada tahun 2003 lalu dan kini sudah resmi menjadi WNI setelah menikahi istrinya dan menetap di Kediri, Jawa Timur. Pria 34 tahun ini dikenal sebagai sosok yang religius dan menaruh perhatian kepada agama barunya tersebut. Siapa pula yang tak kenal Irfan Bachdim, pemain naturalisasi asal belanda yang mendapat kewarganegaraan Belanda dan Indonesia karena memiliki darah Jawa dan menjadi idola para penggila bola dan kaum hawa. Popularitas mereka mampu melewati batas strata dalam lapisan masyarakat bahkan mampu menjangkau kaum hawa meski sepakbola adalah olah raga yang didominasi para pria.

Menarik untuk diperhatikan karena sepakbola terbukti efektif menyita perhatian seluruh elemen masyarakat Indonesia melebihi cabang olahraga lainnya. Apalagi jika membawa nama besar bangsa. Ada kebanggaan. Ada harapan. Ada fanatisme yang membuncah di benak seluruh warga Indonesia ketika menyaksikan punggawa timnas berlaga di kancah internasional mewakili 200 juta penghuninya. Semua ini menjadi saksi betapa besar keinginan, kebanggaan, dan harapan masyarakat Indonesia terhadap olahraga yang berasal dari Inggris ini mengalahkan cabang olahraga lainnya.

Di sisi lain, pemerintah sebagai pihak yang semestinya bekerja dan mengabdi untuk memenuhi harapan rakyatnya, terkesan kurang optimal dalam menangani kemajuan sepakbola dan gagal mempersembahkan prestasi yang bisa membuat masyarakat Indonesia bangga menjadi warga Indonesia. Pemerintah belum memaksimalkan potensi yang dimiliki negara dengan ratusan juta penghuninya. Indonesia, sebuah negara dengan nama besar , masih kalah oleh Thailand , Singapura dan Malaysia di level ASEAN, asosiasi negara-negara Asia Tenggara dan sekitarnya yang sebenarnya digagas oleh Indonesia. Aneh karena Indonesia merupakan negara besar dengan jutaan talenta-talenta yang belum tereksplorasi seluruhnya. Sebenarnya dimana kesalahan kita?
Kegagalan ini tidak bisa dilihat secara parsial dari seretnya prestasi timnas dan permasalahannya saja tapi juga harus dievaluasi dengan komprehensif. Meski PSSI, sebagai lembaga negara yang memiliki otoritas di bidang sepakbola sudah berulang kali berusaha mendatangkan pelatih yang berkualitas dari luar negeri, atau menerapkan naturalisasi pemain asing, tapi hal itu belum cukup menyelesaikan masalah ini. Ada hal lain yang semestinya lebih diperhatikan agar Indonesia memiliki pemain dengan skill dan mental yang berkualitas, yaitu kompetisi lokal yang menjadi ajang bagi tim-tim dari penjuru Indonesia berkompetisi. Di sinilah sebenarnya kualitas dan mental pemain kita diasah dan ditempa.

Paling tidak, ada satu hal penting yang perlu dilakukan oleh PSSI. Kompetisi yang digulirkan harus menjunjung tinggi fair play dan menggunakan sistem yang menguntungkan PSSI dan tim-tim peserta kompetisi. Pemberontakan klub peserta liga disebabkan ketidak puasan atas kinerja PSSI dalam mengatur keuangan dan sistem yang tidak objektif, berpihak pada mereka yang dekat dengan kekuasaan. Liga Premier Indonesia, liga baru yang digulirkan oleh klub-klub yang tidak puas akan system kerja dan kinerja PSSI merupakan bukti nyata kegagalan PSSI memoderasi sepakbola Indonesia. Bagaimana mungkin Indonesia mampu menghasikan pemain berkualitas dan bermental juara jika dihasilkan dari kompetisi yang tidak kondusif.

Perlu diperhatikan, prestasi tidak bisa didapat dengan instan, terbukti dengan kegagalan timnas menjuarai piala AFF meski sudah empat kali mencapai babak final. Ada sesuatu yang salah, ada hal yang harus dibenahi, yaitu mental juara yang belum kita punya.
Baca Selengkapnya...

Negara Islam Indonesia, Mimpi Muslim Untuk Nusantara


Baru-baru ini, muncul kasus cuci otak dengan korban para mahasiswa yang dimanfaatkan oleh oknum berkedok NII. Para korban kemudian menjadi obyek eksploitasi setelah berhasil didoktrin menjadi pengikut ajaran “neo-NII” yang sebenarnya sudah menyimpang dari konstitusi NII yang diproklamasikan oleh Kartosuwirjo.

Sudah lebih 60 tahun negara ini memperoleh kemerdekaannya setelah dijajah oleh beberapa bangsa asing selama tiga ratus tahun lebih. Salah satu peristiwa penting yang meninggalkan bekas dalam catatan sejarah negeri ini adalah berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) di awal masa kemerdekaan. Topik ini memang selalu dan akan tetap menarik untuk diperbincangkan, lengkap dengan segala pendapat para ahli maupun saksi-saksi sejarah. Fakta—kalau memang benar-benar fakta—yang diungkapkan dalam buku pelajaran sejarah di bangku sekolah maupun yang tersimpan di dalam arsip nasional Pemerintah Indonesia dianggap sebagai kebohongan oleh sebagian pihak, termasuk di antaranya komunitas yang mengaku sebagai Warga Negara Islam Indonesia dan para simpatisannya.
Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo adalah nama yang tak dapat dilepaskan dari pembahasan masalah yang berkaitan dengan Negara Islam Indonesia. Dialah pendiri negara berasas Islam tersebut. Dalam sejarah yang kita pelajari, Kartosoewirjo adalah tokoh yang tidak lebih dari seorang pemberontak yang telah mendirikan negara baru di wilayah negara Republik Indonesia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, sebuah gerakan yang mengatasnamakan Negara Islam Indonesia sangat gencar melakukan rekrutmen anggota baru, tetapi cara-cara yang mereka gunakan ternyata berlawanan dengan syariah dan sunnah Rasulullah saw.
Di masa reformasi ini, saat tak ada lagi yang harus ditutup-tutupi, sudah selayaknya masyarakat, dalam hal ini umat Islam, menyadari bahwa di Indonesia pernah ada suatu gerakan anak bangsa yang berusaha membangun supremasi Islam, hingga akhirnya mereka memproklamasikan diri sebagai sebuah negara pada 7 Agustus 1949, dan berhasil mempertahankan eksistensinya hingga 13 tahun lamanya (1949-1962).

Kekecewaan Terhadap Sekularisme Nasional

Pada bulan Agustus 1945 menjelang berakhirnya kekuasaan Jepang di Indonesia, Kartosoewirjo yang disertai tentara Hizbullah berada di Jakarta. Dia juga telah mengetahui kekalahan Jepang dari sekutu, bahkan dia mempunyai rencana: kinilah saatnya rakyat Indonesia, khususnya umat Islam, merebut kemerdekaannya dari tangan penjajah.
Berdasarkan beberapa literatur, disebutkan bahwa Kartosoewirjo telah memproklamasikan kemerdekaan pada bulan Agustus 1945. Akan tetapi, proklamasinya ditarik kembali sesudah ada pernyataan kemerdekaan oleh Soekarno dan Mohammad Hatta. Untuk sementara waktu dia tetap loyal kepada republik dan menerima proklamasi tersebut. Namun, sejak kemerdekaan RI diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, kaum nasionalislah yang memegang tampuk kekuasaan negara dan berusaha menerapkan prinsip-prinsip kenegaraan modern yang dianggap sekuler oleh kalangan nasionalis Islam.
Semenjak itu, kalangan nasionalis Islam tersingkir secara sistematis dan hingga akhir 1970-an kalangan nasionalis Islam berada di luar negara. Dari sinilah dimulainya pertentangan serius antara kalangan nasionalis Islam dan kaum nasionalis “sekuler”. Karena kaum nasionalis “sekuler” mulai secara efektif memegang kekuasaan negara, maka pertentangan ini untuk selanjutnya dianggap sebagai pertentangan antara Islam dan negara.
Situasi yang kacau akibat agresi militer kedua Belanda, apalagi dengan ditandatanganinya perjanjian Renville antara Pemerintah RI dengan Belanda. Perjanjian tersebut berisi antara lain, gencatan senjata dan pengakuan garis demarkasi van Mook. Artinya, Pemerintah RI harus mengakui kedaulatan Belanda atas Indonesia dan itu merupakan pil pahit bagi republik ini. Tempat-tempat penting yang strategis bagi pasukan RI di daerah-daerah yang dikuasai pasukan Belanda harus dikosongkan, dan semua pasukan harus ditarik mundur ke Jawa Tengah. Karena persetujuan ini, tentara RI di Jawa Barat, Divisi Siliwangi, mematuhi ketentuan-ketentuannya.
Pada saat Jawa Barat mengalami kekosongan kekuasaan, maka ketika itu terjadilah sebuah proklamasi Negara Islam di Nusantara, sebuah negeri Al-Jumhuriyah Indonesia yang kelak kemudian dikenal sebagai Ad-Daulatul Islamiyah atau Darul Islam atau Negara Islam Indonesia yang lebih dikenal oleh masyarakat sebagai DI/TII. DI/TII di dalam sejarah Indonesia sering disebut para pengamat sebagai "Islam yang muncul dalam wajah tegang." Bahkan, peristiwa ini tercatat dalam sejarah sebagai sebuah “pemberontakan”.
Akhirnya, perjuangan panjang Kartosoewirjo selama 13 tahun pupus setelah Kartosoewirjo sendiri tertangkap. Pengadilan Mahadper pada tanggal 16 Agustus 1962, menyatakan bahwa perjuangan Kartosoewirjo dalam menegakkan Negara Islam Indonesia itu adalah sebuah "pemberontakan". Hukuman mati kemudian diberikan kepada Kartosoewirjo. Tentang kisah wafatnya Kartosoewirjo, tidak banyak sumber yang memaparkan informasinya secara jelas. Mulai dari eksekusi matinya hingga letak jasadnya dimakamkan pun terkesan serba misterius. Bahkan namanya pun memicu polemik, ‘Pemberontak’kah dia atau seorang ‘Syuhada’.

NII, Nama Besar yang Disalahgunakan Banyak Oknum

Beberapa tahun belakangan, muncul suatu pembahasan di berbagai kalangan, terutama mahasiswa Muslim, tentang kembali bangkitnya pergerakan NII. Namun, tak banyak informasi yang dapat menjelaskan secara lengkap dan runut mengenai pergerakan tersebut. Berbagai sumber mengatakan bahwa NII yang banyak dibicarakan orang saat ini bukanlah NII atau DI/TII seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. NII yang, konon, menyimpang jauh dari ajaran Al-Qur’an dan Sunnah ini disebut-sebut memiliki kaitan erat dengan Pondok Pesantren Al-Zaytun di Jawa Barat. Pondok pesantren modern ini berdiri pada akhir tahun 1990-an dan diresmikan oleh Presiden RI saat itu, B.J. Habibie.
Sebuah situs di internet menyebutkan ciri-ciri kelompok bawah tanah yang mengatasnamakan NII tersebut. Berikut ini adalah sebagian ciri-cirinya: 1. Dalam mendakwahi calonnya, mata sang calon ditutup rapat, dan baru akan dibuka ketika mereka sampai ke tempat tujuan. 2. Para calon yang akan mereka dakwahi rata-rata memiliki ilmu keagamaan yang relatif rendah, bahkan dapat dibilang tidak memiliki ilmu agama. Sehingga, para calon dengan mudah dijejali omongan-omongan yang menurut mereka adalah omongan tentang Dinul Islam. Padahal, kebanyakan akal merekalah yang berbicara dan bukan Dinul Islam yang mereka ungkapkan. Calon utama mereka adalah orang-orang yang memiliki harta yang berlebihan, atau yang orang tuanya berharta lebih, anak-anak orang kaya yang jauh dari keagamaan, sehingga yang terjadi adalah penyedotan uang para calon dengan dalih islam. Islam hanya sebagai alat penyedot uang. Menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan, seperti menipu/berbohong meskipun kepada orang tua sendiri.

Negara dengan Syariat Islam dan Persepsi yang Keliru
Tak banyak orang yang mengerti apakah syari’at Islam itu sesungguhnya. Kebanyakan dari mereka hanya mengetahui bahwa syari’at itu tak lain hanyalah hukuman potong tangan bagi yang mencuri, hukuman rajam bagi yang berzinah, dan hukuman mati bagi yang membunuh apabila keluarga korban tidak memaafkan pembunuh tersebut. Padahal, sebenarnya, syari’at Islam memiliki makna yang lebih dalam daripada semua hal tersebut karena syari’at Islam bukan hanya mengatur bagaimana tata cara dan norma-norma yang harus dipatuhi dalam berhubungan dengan sesama manusia atau disebut juga muamalah melainkan juga mengatur mengenai hubungan manusia dengan Penciptanya yaitu Allah swt. Contohnya antara lain, ibadah salat lima waktu yang kita tunaikan tiap hari.
Karena luasnya bidang kehidupan yang diatur dalam Islam, maka tidaklah dapat dikatakan bahwa Islam hanya sebatas agama yang diyakini pemeluknya, melainkan merupakan suatu totalitas yang memiliki cakupan universal. Luasnya cakupan itu antara lain ditunjukkan dengan adanya konsep bernegara dalam Islam. Konsep bernegara itu telah ditunjukkan oleh Nabi Muhammad saw. dengan mendirikan Negara Islam Madinah.
Negara Islam Madinah pada masa itu merupakan prototipe dari suatu negara modern karena kerangka bernegaranya sudah diatur secara tertulis dengan dibentuknya Piagam Madinah, yang tak lain merupakan konstitusi negara. Sudah banyak para peneliti Barat yang melakukan penelitian terhadap jejak-jejak kejayaan umat Islam pada masa Nabi Muhammad saw., di antaranya adalah W. Montgemery Watt yang telah banyak melakukan penelitian dan pengkajian terhadap Piagam Madinah. Dialah yang menamai piagam tersebut sebagai “The Constitution of Medina”. Sementara, dalam naskah Piagam Madinah sendiri, piagam tersebut dinamai dengan Al- Shahifah. Maknanya tidaklah berbeda dengan kata-kata charter atau piagam.
Negara Islam Madinah telah melaksanakan syari’at Allah swt sepenuhnya, meskipun Rasullullah saw memahami bahwa masyarakat Madinah tidak seluruhnya beragama Islam melainkan merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai macam suku dan agama. Namun, akhirnya Islam tetap ditegakkan.
Dipandang dari sudut ilmu ketatanegaraan modern, piagam tersebut sudah memenuhi syarat-syarat sebagai konstitusi. Ada tiga syarat agar suatu naskah dapat dijadikan sebagai konstitusi suatu negara, yaitu: pertama, mengatur pembagian kekuasaan dalam menjalankan pemerintahan.
Bila dikaitkan dengan Piagam Madinah, pembagian kekuasaan di situ dapat disamaartikan dengan pembagian tugas dari masing-masing golongan untuk membela kepentingan sesama penduduk Madinah Kedua, dalam piagam tersebut juga diatur hubungan antara masing-masing lembaga negara, dalam hal ini diatur hubungan antara masing-masing kaum, Ketiga, perlindungan terhadap hak asasi manusia para rakyatnya. Dikaitkan dengan Piagam Madinah, perlindungan terhadap manusia sangat ditekankan karena dapat diketahui dari asal muasal dibentuknya Piagam Madinah, yaitu untuk mewadahi segala kepentingan politik setiap anggota kaum yang terdapat di Madinah. Hal ini dapat dilihat dalam Pasal 16 yang menyebutkan: “Sesungguhnya orang Yahudi yang mengikuti kita berhak atas pertolongan dan santunan sepanjang (mukminin) tidak terzalimi dan ditentang olehnya.”.
Dengan adanya piagam tersebut, maka Madinah telah memenuhi unsur-unsur awal untuk terbentuknya suatu Negara Madinah. Syarat-syarat itu antara lain, adanya wilayah tertentu yakni kota Madinah, adanya rakyat yakni masyarakat Madinah, dan adanya pemerintahan yang berdaulat yakni Nabi Muhammad saw. Dengan adanya piagam ini, maka kedaulatan Tuhan yang bersifat teosentris mulai berlaku di seluruh penjuru Madinah.
Selanjutnya, pemerintah Islam hendaklah menegakkan yang benar dan membasmi yang salah. Apalah artinya negara Islam jika pemerintahnya dengan leluasa memerangi yang ma’ruf dan menegakkan yang munkar. Perkara ma’ruf yang jelas ialah melaksanakan hukum-hukum Allah swt., seperti yang terkandung dalam hukum hudud, qisas, takzir, dan sebagainya.
Perkara munkar adalah jelas seperti mabuk, judi, menyembah berhala, meramal, dan sebagainya berdasarkan firman Allah dalam Surat Al- Maidah ayat 90. Semuanya wajib diberantas dengan cara memperbaiki akhlak tiap manusia serta diikuti dengan perbaikan sistem. Ada pepatah yang mengatakan bahwa di dalam sistem yang baik, orang yang paling jahat pun tidak akan dapat melakukan kejahatan.
Indikasi adanya perubahan ke arah yang tidak baik dapat kita lihat dari banyaknya tayangan media elektronik yang banyak mengandung adegan kekerasan, tayangan mistik dengan menampilkan paranormal yang menggunakan simbol-simbol agama Islam, dan tayangan yang dengan vulgar mengumbar aurat bahkan video porno. Semua hal tersebut secara tak langsung dilegalkan dengan berlindung pada tembok Hak Asasi Manusia. Tembok tersebut dibangun dari rasio manusia tanpa didasari oleh nilai-nilai agama sebagai pondasinya. Sekiranya hal tersebut tidaklah dapat diterima oleh kita umat Islam. Dengan pola pikir bangsa Indonesia yang seperti itu, maka semakin terpuruklah bangsa kita karena sudah mulai kehilangan jati dirinya di muka masyarakat internasional.

NII, Impian Seorang Muslim
Dari kesemua uraian di atas dapatlah kita tarik kesimpulan bahwa sesungguhnya Islam mengenal apa itu konsep negara. Negara Islam tetap memberikan tempat pada agama lain dan memberikan jaminan kebebasan kepada umat agama lain untuk tetap beribadah menurut agamanya masing-masing. Itulah keadilan dalam Islam. Maka, mungkinlah apabila seorang Muslim bertemu dengan Muslim yang lain membicarakan konsep negara, kemudian mereka bersama-sama melakukan pergerakan untuk membangun Negara Islam Indonesia yang merupakan hak dari mereka sebagai umat islam dan Warga Negara Indonesia.
Perbuatan itulah yang kemudian dilakukan oleh Kartosoewirjo dengan DI/TII-nya. Patut disayangkan di sini adalah bahwa pergerakan yang dilakukan tidaklah harus selalu dengan suatu pemberontakan demi mengharap suatu perubahan yang cepat diraih. Alangkah baiknya sebelum kita mendirikan suatu negara yang berlandaskan pada hukum Allah swt., dibangunlah dahulu pemikiran-pemikiran yang dapat diterima oleh rasio atau yang berlandaskan metode ilmiah. Dengan begitu, kepercayaan dari masyarakat dapat diperoleh karena masyarakat telah mendapat pendidikan mengenai apa itu sebenarnya negara Islam yang juga merupakan haknya. Karena pada masa sekarang ini, menggunakan kekerasan untuk mencapai perubahan sudah tidak dapat ditoleransi lagi.
Baca Selengkapnya...

Interpretasi Hadis "Kullu Bid'atin Dholalah", Semua Bid'ah Adalah Sesat


"Kullu bid'atin dholalah". Sebuah frase dari hadis nabi yang disalah artikan oleh sebuah gerakan baru lalu melahirkan berbagai penafsiran, menjadi landasan ideologi yang berani mendobrak tradisi umat islam kebanyakan dan menimbulkan perpecahan tajam di antara kaum muslimin. Di antara propaganda yang dilemparkan oleh segolongan orang yang mengaku pengikut salaf adalah gerakan membabi buta memerangi semua hal-hal "baru" dan mengingkarinya dengan tuduhan bahwa itu adalah bid'ah yang sesat padahal syariat islam sendirilah yang mengharuskan kita untuk membagi bid'ah menjadi bid'ah yang baik dan bid'ah yang buruk.

Masalah bid'ah memang telah lama menjadi perdebatan di kalangan internal umat islam bahkan acapkali berujung konflik terutama pada lapisan akar rumput. Untuk menjernihkan masalah ini kita harus memulainya dari akarnya yaitu hadis yang menjadi landasan ideologi mereka. Jika kita sudah mengkajinya lebih dalam kita akan mengerti apa yang dimaksud bid'ah pada hadis tersebut.

Klasifikasi bid'ah menjadi bid'ah hasanah dan bid'ah sayyi'ah merupakan pendapat yang telah ditetapkan oleh para ulama yang diakui sebagai pakar qur'an dan hadis dari pendahulu umat ini semoga allah meridhoi mereka seperti al'izz bin abdissalam, nawawi, suyuthi, mahalli dan ibnu hajar.

Hadis-hadis nabi saling menjelaskan dan berkaitan satu sama lain sehingga kita harus melihat kesemuanya sebagai satu keseluruhan dan mengarahkannya sesuai dengan aturan dan metode yang telah ditetapkan dan disepakati oleh ulama. Tidak boleh kita mengambil mentah-mentah satu hadis tanpa mempelajari keseluruhan hadis lainnya yang masih berkaitan sebelum mengambil kesimpulan hukum dari hadis tersebut. Karena itulah kita menemukan banyak hadis yang penafsirannya membutuhkan kajian dan telaah lebih lanjut dari pakarnya dengan mengacu kepada standar yang telah diakui dan ditetapkan. Merumuskan syari'ah hanya boleh dilakukan para expert setelah melakukan analisa mendalam dengan memperhatikan dinamika sosial masyarakat dan mengarahkan hadis nabi sesuai dengan metode yang telah dikembangkan para ulama.

Termasuk kategori hadis di atas adalah sabda nabi "orang yang memiliki rasa sombong sedikitpun di hatinya tidak akan masuk surga". Dengan hanya melihat hadis ini, kita tidak boleh membuat sebuah kesimpulan bahwa orang yang memiliki sedikitpun rasa sombong tidak akan pernah masuk surga tetapi kita harus melihat secara menyeluruh, mengkaji dan meneliti apakah ada hadis lain yang masih berkaitan lalu menganalisa untuk merumuskan arah hadis di atas. Rasulullah juga pernah bersabda di lain kesempatan "orang yang masih memiliki iman sedikitpun dalam hatinya akan masuk surga". Dua hadis yang sepertinya tidak saling mendukung dan kontradiktif.

Kedua hadis di atas sepertinya memang bertentangan atau paradoks dan malah menimbulkan kebingungan jika dicerna mentah-mentah. Bisa saja orang yang sombong masih memiliki iman dalam hatinya. Lalu bagaimana statusnya apakah ia tidak akan masuk surga sebagaimana sabda nabi yang pertama atau akan masuk surga seperti bunyi hadis kedua? Di situlah dibutuhkan kejelian dan studi kritis untuk mengarahkan dan menafsirkan sebuah hadis dan itu hanya bisa dilakukan oleh mereka pakar hadis yang mengenal dan menghapal banyak hadis sehingga tidak terjadi disinterpretasi atau kesalahpahaman.

Para ulama telah memadukan maksud kedua hadis di atas sehingga tidak menimbulkan kontradiksi. Maksud hadis pertama adalah orang yang memiliki rasa sombong dalam hatinya tidak akan termasuk golongan mereka yang pertama-tama masuk surga, artinya mereka bisa masuk surga tapi bukan yang pertama-tama memasukinya. Sedangkan hadis kedua berarti mereka yang masih memiliki iman sedikitpun dalam hatinya maka ia akan masuk surga meski mungkin saja itu terjadi setelah melewati tahapan siksa neraka untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya di dunia.

Begitu pula hadis nabi "semua bid'ah adalah sesat". Secara eksplisit hadis ini memang berarti semua bid'ah adalah sesat, tetapi sesuai dengan kaidah yang telah dirumuskan, tidak semua orang bisa menerapkan hadis nabi secara praktis lalu serta merta menggeneralisasikan hadis diatas untuk semua "hal baru". Bukan kapasitas kita mencomot langsung sebuah hadis untuk istinbath hukum langsung dari hadis tersebut. Perlu dilakukan telaah secara komprehensif karena masih banyak hadis-hadis lain yang berkaitan lalu dilakukan perpaduan sehingga bisa ditentukan maksud dari hadis tersebut.

Jika menilik redaksi hadis bid'ah yang bersifat umum lalu melihat perilaku para sahabat sebagai generasi terdekat yang tentunya paling memahami hadis nabi dari sudut kontekstual yang melingkupinya maka bisa ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud bid'ah pada hadis tersebut adalah bid'ah sayyi'ah, bida'h yang menyalahi norma syari'ah yang telah berlaku bukan semua hal baru hasil kreasi atau ijtihad para ulama yang mewarnai praktek ibadah umat islam dan bernilai positif tanpa menodai misi utama beribadah. Para sahabat nabi tidak menutup pintu untuk hal-hal positif yang belum pernah terjadi di zaman nabi saw. seperti kodifikasi al-qur'an yang terjadi pada era sayyidina utsman.Toh itu juga berangkat dari hadis nabi yang lain. Nabi bersabda yang kesimpulannya "barang siapa yang menjadi pelopor bagi tradisi yang bagus maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala mereka yang mengamalkannya hingga hari kiamat".

Masih ada satu lagi yakni definisi bid'ah, berasal dari bahasa arab yang berarti hal baru, yang masih menjadi perdebatan. Jika mereka, orang yang memproklamirkan diri mengusung gerakan pemurnian islam itu menyalahkan kita karena membagi bid'ah menjadi dua macam dengan beralasan nabi sendiri tidak membaginya –di hadis tersebut- menjadi dua, maka kita mempunyai argumen bahwa nabi juga tidak membagi bid'ah menjadi bid'ah diniyyah dan dunyawiyyah seperti yang mereka katakan. Ini berarti kata bid'ah pada hadis tersebut tidak general. Masih perlu peninjauan pada hadi-hadis nabi yang lain untuk menentukan apa definisi bid'ah dan hadis nabi jualah yang menuntun kita untuk membaginya menjadi dua macam seperti pemaparan sebelumnya.
Baca Selengkapnya...

Ponpes Al-Bahjah, Berdayakan Dakwah Semua Lini


Di sebuah kota di deretan pantai utara pulau jawa tepatnya di kota Cirebon, berdiri sebuah pondok pesantren dibawah pimpinan seorang da'i muda yang dalam waktu singkat telah mendapat pengakuan masyarakat. Terbukti dengan perkembangannya yang pesat ditandai berdirinya sebuah stasiun radio dan pesantren sebagai pusat proses belajar para santri beserta padatnya agenda dakwah sang pengasuh ditambah dengan sebuah situs untuk merambah dunia maya. Di bawah asuhan Buya Yahya, begitulah para santri beliau memanggilnya, Al-Bahjah, nama pondok tersebut, tumbuh menjadi poros kekuatan dakwah islam di wilayah Cirebon dan sekitarnya.

Semula kedatangan Buya Yahya ke Cirebon pada awal tahun 2006 adalah untuk mengemban tugas dari Universitas Al-Ahgaf membuat sekolah persiapan Universitas Al-Ahgaf di Indonesia. Sesuai evaluasi efektivitas sekolah persiapan, program tersebut hanya berjalan selama 1 tahun yang akhirnya dikembalikan ke Yaman. Bersama itu pula Buya Yahya meminta izin kepada Al-Habib Abdullah bin Muhammad Baharun untuk merintis dakwah di Cirebon dan atas do’a dan restu beliau dan guru-guru Buya Yahya yang lainya usaha dalam berdakwah sungguh sangat dimudahkan oleh Allah SWT.
Pada tahun kedua dari keberadaan Buya Yahya di Kota Cirebon, beliau sudah bisa membuka beberapa majelis ta’lim di beberapa masjid besar di Kota Cirebon dan sekitarnya.
Usaha berdakwah selalu dikembangkan hingga akhirnya datanglah permintaan dari beberapa kaum muslimin untuk menitipkan anak-anak mereka di tempat Buya Yahya yang pada awalnya tidak bisa langsung diterima karena kondisi tempat tinggal beliau yang masih menempati satu rumah pinjaman di Cirebon.
Baru setelah Buya Yahya memiliki satu tempat tinggal yang lain lagi yaitu rumah kontrakan yang berdekatan dengan tempat tinggal Buya Yahya di daerah Karang Jalak Cirebon, maka saat itu Buya Yahya mulai menerima beberapa santri. Memang tidak semua santri yang datang langsung diterima melihat daya tampung tempat tinggal, penerimaan santri pun dilaksanakan dengan beristikhoroh.
Hingga pada tahun berikutnya dirasakan bahwa tempat tinggal semakin padat dengan santri, karena saat itu sudah terhitung satu rumah yang tidak terlalu besar dengan penduduk 12 santri putra dan satu rumah lagi yang dihuni oleh 10 santri putri.
Hikmah dari itu semua yang menjadikan Buya Yahya dan sahabat-sahabatnya baik yang di Cirebon atau yang di luar Cirebon untuk berusaha mencari tempat yang lebih leluasa sebagai pusat resmi Lembaga Pengembangan Dakwah Al-Bahjah termasuk di dalamnya adalah Pondok Pesantren Al-Bahjah. Akhirnya jatuhlah pilihan pada satu tempat yang disebut dengan Desa Sendang Kec. Sumber Kab. Cirebon. Sebuah lokasi Pesantren di tengah sawah yang jauh dari pemukiman masyarakat.
Tepatnya di bulan Juni 2008 dimulailah pembangunan pesantren. Setelah kurang lebih satu setengah tahun tepatnya 10 Januari 2010 Pesantren resmi ditempati santri putra dan putri yang pada hari itu juga diresmikan oleh Al-Habib Abdullah bin Muhammad Baharun dari Yaman.



Pendatang yang Berjuang Untuk Islam
Kedatangan Yahya Zainul Maarif (yang lebih akrab disapa Buya Yahya) ke Cirebon pada akhir tahun 2005 awal 2006 pada awalnya adalah untuk mejalankan tugas dari gurunya Rektor Universitas Al Ahgaff, Al Murobbi Prof. DR. Al Habib Abdullah bin Muhammad Baharun untuk memimpin pendidikan orientasi bagi calon mahasiswa yang akan berangkat kuliah ke universitas Al Ahgaff di Yaman. Untuk menjalankan aktivitasnya, Buya Yahya mengontrak sebuah ruangan di Ponpes Nuurusshidiq, Tuparev-Cirebon. Hal itu berlangsung hingga pertengahan 2006. Saat itu Buya Yahya belum mengantongi restu dari Sang Guru untuk berdakwah ke lapisan masyarakat.
Pada akhir 2006 Buya Yahya sowan kepada gurunya di Yaman dan mulai saat itu ia telah diizinkan untuk berdakwah di masyarakat. Buya Yahya merintis dakwahnya dari hal yang kecil, tidak memaksa dan apa adanya. Dengan penuh kesabaran Buya Yahya memasuki musholla-musholla kecil hingga akhirnya dimudahkan oleh Allah untuk membuka majelis-majelis ta’lim di Masjid terbesar di Cirebon, Masjid At-Taqwa alun-alun tiap malam selasa yang semula hanya dihadiri 20 orang dan kini dipenuhi oleh para jamaah yang membludak hingga memenuhi halaman masjid. Buya Yahya meyakini kemudahan ini diberikan oleh Allah karena berkat ridha dan restu para guru. Bersamaan itu juga Buya Yahya membuka puluhan majlis ta’lim bulanan di berbagai tempat di Kota Cirebon, Kab. Cirebon, Kab. Majalengka, Kab. Kuningan, Kab. Indramayu dan Jabodetabek.
Kebetulan Buya Yahya pada pertengahan 2006 selama satu tahun sempat berjuang di stasiun radio Islami Salma 101 FM dan mendapat kepercayaan sebagai direktur operasional radio tersebut. Selama itu pula Buya Yahya mencoba menghadirkan inovasi dakwah dengan media radio, membuat program pesantren udara yang diisi dengan pengajian pengajian.
Di media cetak Yahya juga ikut berdakwah. Selama bulan ramadhan yang lalu Yahya mengasuh rubrik tanya jawab di koran harian umum Radar Cirebon. Dan sampai saat ini juga masih aktif mengisi artikel di harian tersebut setiap hari Jumat dalam rubrik Oase Iman juga merupakan pengasuh rubrik Masail Diniyah di majalah Al-Bashiroh. Selain itu Buya Yahya juga pernah aktif di acara titian qolbu TV One dan sampai saat ini Buya Yahya aktif di Cirebon TV dalam acara dialog interaktif setiap malam Jumat dalam acara “Hidup Indah Bersama Buya Yahya”. Tidak cukup sampai di situ, Buya Yahya dan tim dakwahnya (atas pertolongan Allah) juga telah menghadirkan Website media dakwah online lewat www.buyayahya.org dan radio Islami resmi milik pesantren yaitu RADIOQU yang mengudara pada frekuensi gelombang 107,9 FM. Ini semua dilakukan dalam upaya menjangkau semua aspek sosial masyarakat agar bisa tersentuh oleh dakwah. Pesantren juga sedang mengembangkan program tahfidul qur’an yang menggalakkan budaya menghapal al-qur’an sejak dini untuk siswa unggul dengan target menghapal seluruh al-qur’an sebelum lulus sekolah dasar. Saat ini, pesantren al-bahjah ditempati oleh total 80 santri, 50 santri putra dan 30 santri putri tanpa dipungut biaya.
Baca Selengkapnya...

Karakter Babi Paksa Al-Quran Turun Tangan


Bunyi QS an-nahl 115 inilah salah satu dari empat ayat yang mengharamkan babi. Memunculkan sebuah pertanyaan, apa yang membuatnya menjadi satu-satunya hewan yang begitu spesial hingga "nash" keharamannya turun langsung dari Allah, melalui Malaikat Jibril, kepada Nabi Muhammad dan termaktub dalam al-Quran, sebuah landasan hukum tertinggi dalam Islam, yang berarti tidak menyisakan ruang khilaf.

Sebuah Fakta
Medio bulan April 2009, masyarakat dunia disibukkan oleh fenomena munculnya sebuah virus baru yang berawal dari Meksiko, mengakibatkan jatuhnya ratusan korban meninggal dan hingga berita ini ditulis sudah menjangkiti 98 ribu penderita dengan lebih dari 700 kasus berujung kematian pada ratusan negara di berbagai belahan dunia (Jawa Pos, 24 Juli 2009 mengutip dari WHO) dan berpotensi terus mengganas karena belum sepenuhnya terkendali. Ya, mereka menyebutnya flu babi atau swine influenza. Sebuah virus influenza A dengan subtipe H1NI Orthomyxoviridae yang endemik pada populasi babi dengan karakteristik yang hampir sama dengan Spanis Flu (flu Spanyol).
Flu Babi atau Swine Flu/Influenza adalah penyakit saluran pernafasan pada babi, yang disebabkan virus influenza jenis A. Para peneliti dari WHO menyimpulkan bahwa babi merupakan tempat berbagai virus flu berkumpul. Baik yang menyerang babi itu sendiri, unggas, hewan lain maupun manusia. Berawal dari babi, virus ini menulari konsumen babi, lalu menular antar manusia. Gejalanya mirip dengan influenza seperti demam, batuk, pilek, lesu, letih, nyeri tenggorokan dan sesak napas yang disertai mual, muntah dan diare
“Dalam tubuh babi-lah aneka virus tersebut bertemu dan bermutasi hingga akhirnya mengeluarkan virus baru yang mengandung material pendukungnya dengan sifat yang baru pula,” ujar peneliti dari Pusat Penyakit Tropis, CA Nidom. Menurutnya tubuh babi merupakan wahana pencampur (mixing vessel) atau tempat bertemu dan bermutasinya berbagai jenis virus tersebut yang kemudian bercampur dan menghasilkan virus baru dengan karakter baru. Babi telah lama ditengarai sebagai tempat perindukan yang baik untuk mencampur berbagai jenis virus dari sekelilingnya.
Ada beberapa hal yang membuat para peneliti kesehatan di seluruh dunia merasa kuatir hingga menetapkannya sebagai wabah global alias fase ke 6 bahaya pandemi suatu penyakit. Pertama, kasus-kasus fatal yang terjadi secara serentak hanya dalam kurun waktu beberapa minggu saja, telah menyebar melalui penularan antar manusia pada kelompok muda yang secara biologis cukup kuat terhadap kejadian influenza biasa. Kalau kematian terjadi pada kelompok ini, jelas saja kelompok yang lebih rentan yaitu anak-anak dan orang lanjut usia akan mudah mengalami kasus fatal. Kedua, kasus ini mengingatkan para pakar kesehatan pada riwayat penyakit flu Spanyol. Virus penyebab kematian massal manusia pada tahun 1918-1919 itu juga adalah H1N1, dengan karakteristik yang hampir sama dengan yang terjadi sekarang yaitu menimpa kelompok usia muda. Waktu itu sekitar 40 juta orang, bahkan diperkirakan lebih, meninggal dalam serangan pandemi influenza yang terjadi dalam tiga gelombang itu. Kalau kejadian ini terulang kembali, dan menyebar dengan cepat sebagaimana pernah terjadi sembilan dekade silam itu, maka jutaan orang akan bisa kehilangan nyawa dalam sekejap mata. Dan itu bisa berarti bencana kesehatan yang sangat mengerikan.
Melihat rentetan kejadian serangan influenza flu babi yang secara sporadis terjadi, bukan tidak mungkin bahwa pandemi influenza memang sudah di depan mata. Mutasi, rangkaian serangan, dan keganasan virus yang semakin terlihat dengan jelas dalam beberapa kejadian kasus kematian pada manusia sebelumnya, bukan mustahil menjadi pertanda bahwa influenza akan segera menjadi “pembunuh” dahsyat dalam beberapa waktu ke depan.
Babi adalah tokoh utama dalam kemunculan virus yang sangat cepat menular dan 26 Juni lalu telah ditetapkan oleh WHO sebagai pandemi dunia (wabah global seperti flu Spanyol) ini karena hanya dalam hitungan hari, virus ini telah menyebar di lima benua. Tubuhnyalah media bagi aneka virus flu bermutasi dan menjadi virus baru yang jauh lebih ganas. Tak heran Allah mengharamkannya langsung lewat al-Quran. Di Meksiko, virus ini telah menjangkiti 3352 penderita dengan 159 kasus kematian. 389 kasus di Amerika dengan puluhan korban tewas. 129 kasus di Jepang memaksa mereka meliburkan lebih dari dua ribu sekolahnya. Kosta Rika dan negara-negara lain di antaranya, Argentina, Australia, Austria, Brazil, China, Kolombia, Kuba, Denmark, El Salvador, Finlandia, Perancis, Jerman, Guatemala, Irlandia, Israel, Italia, Belanda, New Zealand, Norwegia, Panama, Polandia, Republik Korea, Spanyol, Swedia, Swiss, Thailand, dan Inggris.
Investigasi sementara menunjukkan bahwa virus penyebab flu babi ini adalah H1N1, tipe yang sesungguhnya tidak terlalu parah dibandingkan dengan virus H5N1 yang menyebabkan flu burung. Dengan angka kematian yang sekarang ini “hanya” berkisar kurang dari 10 persen dibandingkan dengan seluruh penderitanya, flu babi jelas bukan apa-apa. Namun Badan Kesehatan Dunia (WHO) merespon kasus ini dengan serius dan sigap. Kenaikan status bahaya pandemi sampai pada level 6, menunjukkan dunia mencium bahaya dan tidak bermain-main menyikapi flu babi.

Validitas Al-Quran sebagai Kitab Samawi

Dalam syariat Islam, babi termasuk hewan yang haram dikonsumsi. Melalui beberapa ayat dalam al-Quran Allah mengharamkan babi, bangkai dan darah sekaligus. Dan tidaklah Allah mengharamkan kecuali yang buruk dan tidak baik,
"ويُحِل لهم الطيبات ويُحرِمُ عليهم الخبَائِث".
Ayat ini mengimplikasikan “haramnya semua yang buruk (khabits)” dan “semua yang diharamkan adalah buruk dan tidak baik”.
Keistimewaan yang dimiliki hewan rakus dan jorok ini hingga membuatnya menjadi satu-satunya hewan yang Nash keharamannya turun langsung dari Allah, melalui Malaikat Jibril, kepada Nabi Muhammad dan termaktub dalam al-Quran, sebuah landasan hukum tertinggi dalam Islam, yang berarti tidak menyisakan ruang khilaf dan mengisyaratkan bahwa Allah menginginkan semua orang Islam di seluruh dunia dalam kondisi normal (bukan darurat) tidak mengkonsumsi hewan yang dikenal jorok dan sangat rakus ini.
Apalagi jika ditambah status hewan ini sebagai najis mughalladzah (kategori berat), membuat muslim yang ingin menyentuhnya harus berpikir lagi. Kontak langsung dengan babi akan mengharuskannya dibasuh tujuh kali dan lain sebagainya, membuat orang berpikir kenapa najis babi mendapatkan perlakuan lain dari hewan lainnya.
Mungkin bagi segelintir orang, perlakuan Islam terhadap hewan yang sangat rakus dan jorok ini seperti sebuah vonis yang tidak berpijak pada teori ilmiah atau kedokteran dan hanya ta’abbudi mutlak.
Kemajuan teknologi yang berkembang sangat pesat dalam waktu yang relatif singkat membantu kita umat Islam menyingkap sebuah fakta yang belum terkuak 14 abad silam. Pengharaman konsumsi babi lebih dari satu millennium yang lalu ternyata bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Di dalam tubuh babi terdapat 9 jenis cacing babi berbahaya, di antaranya cacing pita (Taenia Solium) yang sudah terkenal, tumbuh di usus manusia dan bisa mencapai 10 kaki. Dan dalam tingkat akut, cacing ini bisa menyebabkan penyakit mematikan. Cacing Trichinila Spiralis. Dapat tinggal di otot dan daging manusia, sekat antara paru dan jantung, dan daerah-daerah lain di tubuh. Sedang keberadaannya di sekat tersebut akan mempersempit pernafasan, yang bisa berujung kematian. Cacing Schistosoma Japonicum. Ini adalah cacing yang lebih berbahaya daripada cacing schistosoma yang terkenal di Mesir. Dan babi adalah satu-satunya binatang yang mengandung cacing ini. Cacing ini berkembang sangat cepat, dalam sehari bisa mencapai lebih dari 20000 telur, dapat membakar kulit, lambung dan hati, terkadang menyerang otak dan saraf tulang belakang, bisa menyebabkan kelumpuhan dan kematian.
Selain itu. kuman-kuman yang ada pada babi dapat menyebabkan berbagai macam penyakit melalui kontak langsung dengan kulitnya. TBC, cacar (small pox), dan gatal-gatal (scabies) hanyalah sedikit dari penyakit yang dapat muncul gara-gara menyentuh babi. Apalagi kasus terbaru membuktikan bahwa tubuh babi adalah media yang memungkinkan aneka virus flu bermutasi menjadi virus baru yang lebih ganas seperti yang sekarang kita saksikan. Mereka lupa bahwa untuk menemukan cacing pita saja manusia membutuhkan waktu berabad-abad dan entah apa lagi penyakit yang akan ditimbulkan dari hewan ini.
Pemaparan di atas sedikit banyak sudah cukup memberikan jawaban kenapa kita harus bersyukur dijauhkan dari babi. Inilah sedikit dari misteri cara kerja tuhan yang tidak terjangkau oleh akal manusia. Membuat kita umat Islam semakin yakin bahwa dalam setiap hukum syariat dalam Islam pasti terdapat hikmah. Para pendahulu kita dengan keimanan yang kuat, telah lebih dulu meyakini dan berpegang teguh pada seluruh kandungan Al-Quran tanpa harus mengadakan riset terlebih dahulu.
Dan waktu, seiring kemajuan teknologi ibarat sebuah pembuktian mu’jizat al-Quran, yang dulu masih menyisakan polemik dan misteri, firman Allah sang pencipta segalanya yang pasti lebih tahu karakteristik maklukNya, sebagai satu-satunya kitab samawi otentik yang tersisa. Mu’jizat terbesar dan teragung Nabi kita Muhamad saw.
Baca Selengkapnya...

Jihad Legalkan Terorisme?


Sejak meledaknya kasus Bom Bali I pada tahun 2003 yang memunculkan figur teroris “jihad” era pertama yang mendadak populer seperti Amrozi, Imam Samudera dan Dr. Azhari dan terkenal dengan militansi tinggi, Indonesia seperti belum bisa memberantas tuntas aksi terorisme yang tumbuh bak jamur. Mati satu tumbuh seribu. Karena akar dari semua ini adalah ideologi yang selalu menemukan pengikut yang rela mati deminya. Pertanyaanya, apakah ideologi yang mereka junjung mati dengan tumbal nyawa sudah benar atau hanya doktrin yang merupakan kesalahan prinsipal. Benarkah aksi mereka direstui oleh agama atau justru menodainya. Berikut petikan wawancara Amiruddin Fahmi dari Al-Bashiroh bersama Ust. Qoimuddin, ketua bidang pendidikan Darullughah Wadda’wah sekaligus pemegang mata pelajaran Fiqhul Jihad untuk kelas III Aliyah Madrasah Diniyyah Darullughah Wadda’wah.

Selama ini aksi teroris di indonesia selalu dikaitkan dengan Islam. Benarkah Islam melegalkan terorisme?
Islam itu tidak menginginkan yang seperti itu. Cara yang mereka lakukan itu tidak dibenarkan dalam Islam. Mereka itu tujuannya mungkin baik untuk menegakkan Negara Islam hanya saja tidak dibenarkan cara seperti itu. Islam itu memang mempersiapkan jihad. Perang dengan orang kafir itu memang diwajibkan oleh Islam, tetapi tidak begitu. Ada aturannya. Allah berfirman waa’iddu mastatho’tum, persiapkanlah untuk mereka apa saja yang kalian mampu, kekuatan, memang untuk menakut-nakuti musuh allah. Teror ada. Irhab itu teror, menakuti. Di madinah Rasulullah selalu memerangi orang kafir.

Perang dengan orang kafir itu wajib. Dengan pengeboman seperti di Bali yang mayoritas korbannya orang kafir apakah itu jihad?
Islam itu memang memerintahkan untuk perang dengan orang kafir yang tidak mau masuk Islam. Cara seperti ngebom itu tidak dibenarkan oleh Islam. Bom bali itu belum memenuhi syarat untuk jihad, salah. Pertama-tama umat Islam tidak punya kekuatan untuk menandingi orang kafir. Kedua bukan hanya orang kafir yang kena. Cara bom itu tidak benar karena ada muslim yang terkena meskipun orang Islam yang mendekati orang kafir itu sebenarnya dzolim, maksiat.

Berarti cara yang mereka tempuh itu salah?
Salah, salah itu.

Lalu apa sasaran jihad dalam Islam?
Sasaran jihad itu sampai mereka masuk Islam. Sehingga Rasulullah menyuruh mereka masuk Islam atau bayar pajak (jizyah, red). Tapi bayar pajak itu bukan tujuan, bukan tujuan dunia. Dengan bayar pajak barangkali mereka itu hidup dalam kehinaan kafir dzimmy akhirnya mereka bergaul dengan orang Islam, mendengarkan ayat-ayat Islam lalu tertarik masuk Islam. Tujuannya kesana. Jadi tujuan utamanya agar mereka masuk Islam semuanya. Hatta la takuna fitnatun …. Amar ma’ruf nahi munkar.

Mereka itu siapa?
Mereka itu yang tidak Islam, secara umum. Jadi orang kafir secara atau mereka bayar pajak, menjadi kafir dzimmy.

Berarti ada paksaan disitu?
Ya, tentunya begitu, karena daripada mereka masuk neraka semua. Itulah yang dikatakan oleh Rasulullah, allah kagum min qoumin yadkhulunal jannah bissalasil, masuk surga dipaksa, dirantai. Mereka ndak mau masuk Islam kecuali diperangi maka terpaksalah memerangi. Jadi orang Islam terpaksa memerangi mereka, mereka dipaksa masuk Islam, sama-sama terpaksa. Kenapa? Karena mereka itu mau masuk ke neraka, daripada masuk ke neraka. Ada orang berhenti di tengah jalan, ada mobil, kita beritahukan ada mobil, (dia menjawab) nggak sudah (biarin aja), tetap ndak mau dia, mobilnya dekat, maka kita dorong dia ke pinggir. Kita dorong dia ke pinggir agar dia ndak kena mobil, kita tabrak. Perannya Islam seperti itu. Kita tabrak dia dengan pedang biar ndak ke neraka. Masalah sakit itu resiko, resiko kecil. Mereka yang mati di medan perang itu masuk neraka, tapi diharapkan yang ndak mati itu masuk Islam. Itulah rohmatan lil alamin, hanya orang ndak memandang ke akhirat seolah-olah jahat Islam itu.

Kalau begitu apa yang salah dari terorisme?
Pertama kali yang salah dari terorisme itu kita tidak tahu tujuan mereka untuk Islam atau tidak. Kalau memang untuk Islam caranya harus mengikuti Islam. Caranya itu salah. Seandainya terorisme itu dibenarkan maka Rasulullah sudah akan melakukan teror di Makkah. Ayat al-quran yang turun ketika tidak punya kekuatan di makkah, secara dzohir, selalu memerintah agar Rasulullah memaaf, agar sabar. Maka kita-kita ini diperintah supaya sabar, supaya mendoakan mereka agar masuk Islam. Doa Rasulullah Allahummahdi qoumi itu doa Rasul ketika di makkah, ketika tidak punya kekuatan secara dzohir. Dipukuli Rasulullah hanya sabar, diejek hanya sabar, tapi bukan berarti menyerah. Rasulullah tetap berdakwah, diberi tawaran apa saja (agar berhenti dakwah) tidak. Hanya saja tidak pakai kekerasan. Terorisme itu salah karena pakai kekerasan padahal posisi kita ini sama dengan di Makkah. Orang yang diam itu salah, membenarkan orang kafir itu salah. Rasulullah tidak pernah membenarkan orang kafir.

Kapan kita wajib memerangi orang kafir?
Kalau kita punya Negara islam. kalau kita tidak punya Negara islam maka tidak mungkin kita berperang.

Apa hukum mendirikan Negara islam?
Ya Wajib. Mereka mungkin tujuannya ke sana, mau menegakkan Negara islam. kita diwajibkan tapi caranya harus benar. Makanya di I’anah dikatakan orang wajib niat untuk perang, menegakkan Negara islam agar kita selamat dari ancaman-ancaman syubhat (kabur) nya iman seperti dalam hadits, man lam yaghzu walam yuhaddits nafsahu bil ghozwi mata ala syubhatil iman.

Bagaimana cara yang benar?
Kembali kepada yang tadi, waa’iddu mastatho’tum. Dengan kekuatan iman, taqwa fisik dan mental. Jangan pakai keramat, ndak ada. Sebagaimana yang Rasulullah lakukan di Madinah.
Baca Selengkapnya...