Cari Blog Ini

07 Agustus 2011

Mengetahui Lailatul Qodar Melalui Rumusan Imam Ghozali


Salah satu momen agung, paling penting serta tak boleh dilewatkan di bulan Ramadhan adalah Lailatul Qodr. Umat Islam pasti sudah familiar dengan istilah ini yang dikenal juga dalam bahasa Indonesia dengan Malam Seribu Bulan. Saking mulianya, bahkan allah swt sendiri mengabadikan sebutannya dalam Al-Qur’an. Apa sebenarnya Lailatul Qodr?

Apakah Itu Lailatul Qadar?


Lailatul Qadr adalah malam takdir yang berarti Malam Penentuan, seperti disinggung dalam Al-Qur’an:
“pada malam itu turun malaikat-malaikat beserta Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan”. (QS. Al-Qadr ayat 4)

Di malam itulah Allah memutuskan Ketetapan atau Takdir yang telah dia kehendaki untuk satu tahun berikutnya. Takdir yang ditetapkan menyangkut beberapa hal besar seperti kematian seseorang, ajal, karir dan rezekinya lalu diserahkan kepada malaikat yang bertugas menangani yaitu Malaikat Isrofil, Malaikat Izroil, Malaikat Izroil dan Malaikat Jibril alaihimus salam. (tuhfah at-tholibin, ibnu hajar) Perlu digaris bawahi, maksud dari penetapan ini bukanlah ‘Allah baru saja menetapkannya di malam itu’ melainkan Allah menyampaikan KetetapanNya yang ‘telah digariskan sebelum segala penciptaan’ dan menyerahkannya kepada para malaikat agar mereka mengurusnya.

Berikutnya, satu hal yang membuat malam ini semakin istimewa adalah nilai pahala yang dilipatgandakan ribuan kali lipat. Amalan yang dikerjakan malam Lailatul Qodr lebihbaik dibanding dengan amalan Seribu Bulan! Jadi, Satu shalat dan shalawat di malam ini sama dengan mengerjakannya selama + 29.585 malam. Lho, kok kurang dari 30.000 malam? Iya, karena bulan yang dimaksud (dalam ayat) adalah sesuai kalender Hijriyyah yang hitungannya lebih sedikit dari kalender Masehi.

Malam Lailatul Qadar adalah malam terbaik dalam satu tahun. Dalam hadis shohih disebutkan “Barang siapa menghidupkan Lailatul Qadar dengan iman dan mengharap ridho allah, diampuni dosa-dosanya yang telah lewat” (HR Bukhori Muslim). Bahkan dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi terdapat tambahan redaksi hadis “… dan dosa yang akan datang”. Alangkah agungnya malam ini untuk dilewatkan begitu saja. Apalagi, malam ini hanya berulang sekali dalam satu tahun.

Menghidupkan malam Lailatul Qadar yang berpahala besar ini pun tidak berat dilaksanakan. ‘menghidupkan Lailatul Qadar’ bisa diperoleh hanya dengan shalat isya’ berjamaah. Namun sangat disayangkan jika malam yang mulia ini hanya dilalui dengan sholat isya’ berjamaah saja. Ikuti pula dengan shalat tarawih 20 raka’at, witir 11 rakaat, tadarus al-qur’an diakhiri dengan shalat tahajjud. Lebih baik lagi jika semua dikerjakan sambil beri’tikaf di masjid. Perlu diingat lagi, semua amal kita di malam ini lebih baik dari amal Seribu Bulan!

Rumusan Malam Lailatul Qadar

Lalu, kapan tepatnya Lailatul Qadar terjadi? Ada beberapa pendapat tentang kapankah malam Lailatul Qadar itu. Namun dari banyak pendapat ulama, ditemukan satu titik temu yaitu bahwa malam yang paling bisa diharapkan adalah pada malam-malam ganjil pada sepuluh malam terakhir bulan ramadhan. Dengan malam ke 21, 23, dan 27 sebagai malam berpotensi Lailatul Qadar terbesar. Lailatul Qadar juga berpindah-pindah hari tiap tahunnya sebagaimana pendapat Imam Nawawi yang diikuti banyak ulama.

Imam Ghozali yang bergelar Hujjatul Islam berpendapat bahwa malam Lailatul Qadar dapat dilacak melalui rumusan berdasar hari pertama bulan ramadhan. Berkata Syaikh Abul Hasan bahwa sejak menginjak usia dewasa, dengan rumusan ini ia tak pernah melewatkan Lailatul Qadar. Imam Syihab Al-Qolyubi juga merangkai rumusan Al-Ghozali ini dalam bait syi’ir berbahasa arab. Berikut inilah rumusan Lailatul Qadar menurut Imam Ghozali:

Jika hari pertama bulan ramadhan adalah hari AHAD atau RABU maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke: DUA PULUH SEMBILAN.

Jika hari pertama bulan ramadhan adalah hari SENIN, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke: DUA PULUH SATU.
Jika hari pertama bulan ramadhan adalah hari SELASA atau JUM’AT, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke: DUA PULUH TUJUH.

Jika hari pertama bulan ramadhan adalah hari SABTU, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke DUA PULUH TIGA.

Perlu diperhatikan lagi, bahwa rumusan yang disusun oleh ulama merupakan panduan agar kita meningkatkan intensitas ibadah kita lebih baik lagi di malam-malam tersebut. Hikmah dari kenapa malam Lailatul Qadar dirahasiakan tanggal pastinya adalah agar kita umat Islam mau menghidupkan sepuluh malam tersebut dengan beribadah dengan mengharap kemurahannya dan meninggalkan hal-hal yang dibenci allah tanpa bergantung pada satu malam tertentu. Jika kita mau menghidupkan sepuluh malam itu, Insyaallah kemuliaan malam Lailatul Qadar akan kita dapatkan.

Ahad, 7 Agustus 2011
Amiruddin Fahmi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar