Cari Blog Ini

27 Juli 2011

Forum Independen Kreativitas Santri DALWA, Asa Besar Dimulai dari Satu Usaha



Alhamdulillah, setelah melalui pergumulan pemikiran yang panjang dan cukup melelahkan, akhirnya ide untuk membentuk satu forum berorientasi ilmiah di PP. Darullughah Wadda’wah ini terwujud juga. Aneh memang, di Pesantren besar dengan sarana yang bisa dikatakan “wah” untuk ukuran pesantren salaf apalagi didukung dengan sebuah perguruan tinggi, budaya ilmiah yang kompetitif dan produktif sama sekali belum terasa, atau jangan-jangan malah belum mulai.

PP Sidogiri saja tanpa mendirikan satu perguruan tinggi bisa menghasilkan orang-orang yang mampu bersuara di level jawa timur bahkan nasional untuk Islam, baik dalam pembelaan aqidah atau gerakan-gerakan bertendensi islami. Pun pondok Lirboyo. Pesantren yang masih kental aroma salafnya ini mampu mewajibkan santrinya membuat satu karya/penelitian -semacam skripsi, sebagai syarat lulus bagi siswa satu kelas di tahun terakhir! Kualitasnya? Jangan ditanya. Karya mereka yang rajin terbit tiap tahun selalu dipinang penerbit unggulan Indonesia. Untuk membuktikan, kunjungi saja percetakan mereka di Lirboyo. Sidogiri? Apalagi. Ini baru dua pondok yang saya kira cukuplah dijadikan pembanding.

Dengan adanya Perguruan Tinggi di sini, seharusnya banyak karya tulis yg terlahir dari tangan santri Pesantren ini, karya tulis yang menjadi cermin kualitas intelektual seseorang. Lihatlah, sebut saja satu nama imam besar dalam islam, Imam Nawawi misalnya, adakah mereka akan dikenal, dikenang dan diakui tanpa buah pikiran mereka yang tertuang dalam rupa kitab yang saat ini banyak kita baca? Karya mereka adalah tolok ukur kemampuan dan kapasitas ilmuwan. Tidak sedikit mereka yang hidupnya didedikasikan untuk ilmu pengetahuan. Nama yang tadi kita sebut adalah satu teladan yang bahkan melupakan indahnya menikah demi nikmatnya menulis dan berkarya.

Kenyataannya, di pesantren dengan kurang lebih 2000 santri, satu STAI dan beragam lembaga pendidikannya, tak satupun karya tulis ilmiah yang ditulis oleh santri. Fakta ini diperjelas ketika majalah pesantren kita, Al-Bashiroh, mencari anggota untuk mengisi pos penulis. Ternyata menemukan penulis “siap pakai” di pesantren hebat ini bisa dibilang sulit. Padahal regenerasi anggota, menggantikan mereka yang berhenti karena lulus atau sibuk di bidang lain barangkali, adalah sebuah keniscayaan. Artinya, orang yang kompeten dalam menulis sangat jarang atau mungkin saja ada namun belum terasah tajam. Maka, untuk peran itulah forum ini dibentuk dan diadakan.

Dengan kuantitas santri yang begitu besar, mungkinkah tak ada potensi, minat atau bakat, katakanlah menulis, yang bisa didapat di pesantren ini? Tentu saja pertanyaan ini tidak bisa terjawab jika belum dilakukan usaha untuk menjawabnya.
Pasti bukan hal mudah berdiri dengan memikul tugas ini sebaik-baiknya. Namun dengan keyakinan, kemauan dan kemampuan yang ada saya yakin cita-cita mulia membudayakan tradisi ilmiah di pesantren ini bisa terwujud. Dengan dukungan dan bantuan segala pihak tentunya. Pesantren kita bisa menjadi penghasil orang-orang hebat, orang-orang yang akan mengisi pos-pos penting di negeri ini. Akan lebih hebat dari tetangga kita Sidogiri yang tidak memiliki STAI dengan banyak buletin, majalah dan BMTnya, juga Lirboyo yang terlihat salaf (baca: kolot) namun dikenal dominan dalam penulisan karya ilmiah bermutu dan menguasai Bahsul Masail. Saya yakin kita semua bisa dan bukan hal mustahil. Semoga forum ini bisa menjadi langkah awal yang baik. Ingat, perjalanan sejauh apapun selalu dimulai dari satu langkah.

Rabu, 22 Juni 2011
Dengan penuh harapan untuk maju,
Amiruddin Fahmi, untuk Forum Independen Kreativitas Santri

1 komentar: